Gelar juara tentunya memang menjadi dambaan bagi seluruh elemen olahraga. Namun demikian, bukan berarti gelar juara menjadi satu-satunya yang harus dikejar. Demikian juga untuk Persap Purbalingga dan Persewar Waropen. Kedua tim tetap fokus dalam mengemban misi dengan melakukan pencarian, perekrutan dan pembinaan pemain-pemain muda potensial dari daerahnya masing-masing.
Kompetisi Divisi II Liga Indonesia PSSI adalah ajang persaingan untuk para pemain berusia 23 tahun kebawah. Ini adalah salah satu kompetisi terberat yang dikelola oleh Badan Liga Sepakbola Amatir Indonesia (BLAI) PSSI yang diketuai oleh Iwan Budianto. Melibatkan hampir seratus tim yang mewakili kabupaten atau kota dari seluruh Indonesia, kompetisi ini dilakukan berjenjang dari tingkat wilayah, provinsi dan terakhir nasional. Tak kalah beratnya dengan kompetisi Divisi III, khusus untuk pemain berusia 21 tahun kebawah, yang juga melibatkan banyak peserta.
Kriteria pembatasan usia pemain pada jenjang kompetisi Divisi III dan Divisi II sejak awal sebenarnnya memang dimaksudkan agar dua kompettisi ini dapat dijadikan acuan untuk pembinaan pemain muda. Artinya, dari kompetisi ini seyogyanya bisa direkrut calon-calon pemain potensial yang memiliki talenta besar. Apalagi, sebagian besar pemain yang tampil di kompetisi ini sebelumnya tentu telah mengasah kemampuannya melalui kompetisi-kompetisi strata di bawahnya, tak terkecuali tentunya liga remaja kelompok umur U-18 Piala Soeratin.
Tidak mengherankan jika masalah perekrutan pemain dari kompetisi liga amatir ini kembali dikemukakan oleh para pembina tim Persap Purbalingga dan Persewar Waropen. Dalam jumpa pers khusus seusai laga final Divisi II Selasa sore di Stadion Lebak Bulus itu, baik pembina Persap Purbalingga dan Persewar Waropen sama-sama melontarkan keinginannya agar PSSI bisa lebih serius merespon hal itu.
"Sudah bisa dilibatkan dalam seleksi timnas saja tentunya sangat membanggakan kami," ujar H.Rokhman Supriyadi, manajer tim Persap Purbalingga, dalam jumpa pers khusus yang juga dihadiri oleh Sekjen PSSI Nugraha Besoes dan Ketua BLAI PSSI Iwan Budianto.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh manajer Persewar Waropen Ir.Robertus T dan pelatih kepala Robby Maruanaya. Robertus menyatakan, banyak bibit pemain berbakat dari Tanah Papua, tetapi selama ini agak terabaikan karena proses perekrutan yang kurang komprehensif.
"Tanah Papua sejak zaman dahulu banyak melahirkan pemain-pemain potensial," tegas Robertus.
Robby Maruanaya menambahkan, masih banyak Boas Salossa dan Octovianus Maniani lainnya di daratan Papua.
"Kemampuan mereka kurang terasah karena kurangnya kompetisi di daerah, sementara proses pemanduan bakat kita juga masih kurang sempurna," jelas Robby Maruanaya, yang terakhir bermain untuk timnas Pre Olympic tahun 1987.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar