Minggu, 16 Januari 2011

Sutan Harharah Pantau Semifinal Divisi II

as_logo_pssi.gif Ada yang menarik dari gelaran babak semi final kompetisi Divisi II Liga Indonesia 2010 yang dilangsungkan Minggu (16/1) sore dan malam di Stadion Sanggraha Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Direktur Teknik PSSI, Sutan Harharah, turut tekun menyaksikan dua laga semifinal dari kompetisi yang diselenggarakan oleh Badan Liga Sepakbola Amatir Indonesia (BLAI) PSSI ini. Sutan Harharah duduk di tribun stadion bersama beberapa pengurus teras BLAI PSSI, Wakil Ketua BLAI Ambia Boestam, Sekretaris BLAI Syauqi Soeratno dan Direktur Bisnis BLAI Petri Octavianus.

Sutan Harharah, yang sejak sore didampingi oleh Mundari Karya, yuniornya di timnas Indonesia dan terakhir menangani timnas U-16 Indonesia di putaran-final Kejuaraan U-16 AFC 2010 di Tashkent, baru beranjak meninggalkan kursinya setelah laga semifinal kedua antara Persap Purbalingga dengan PS Bungo berakhir.

"Ada beberapa pemain yang cukup menarik perhatian, tetapi memang saya harus perhatikan juga datanya," ujarnya sebelum turun ke bagian bawah stadion.

Disinggung lebih jauh, Sutan Harharah mengakui kalau kehadirannya di Lebak Bulus memang sengaja untuk menyaksikan dua partai semifinal kompetisi Divisi I Liga Indonesia 2010 ini. Dengan kata lain, keberadaannya memang untuk melakukan pemantauan mengenai kemungkinan adanya pemain-pemain dari strata Divisi II ini yang bisa dinominasikan ke jenjang yang lebih baik, tak terkecuali timnas.

Sutan Harharah menegaskan jika kedatangannya ke Lebak Bulus sepengetahuan pelatuh kepala timnas Indonesia, Alfred Riedl. "Ya, nantinya tentu saya akan report ke coach Alfred," jelas Sutan Harharah.

"Coach Alfred juga sudah tahu jika saya dibantu oleh Mundari Karya," tambah Sutan Harharah..

Walau demikian, Sutan Harharah mengelak menyebutkan sudah adanya pemain yang kemungkinan akan dia promosikan ke coach Alfred Riedl.

"Masih ada pertandingan final. Tentu kami harus mencermati pertandingan final itu," tegasnya.

Gelaran kompetisi Liga Amatir yang dikelola oleh BLAI PSSI selama ini memang terkesan luput dari perhatian, tak terkecuali oleh para pemandu bakat dari tim-tim yang berkiprah di Liga Profesional. Padahal, bukan tak mungkin dari kompetisi amatir ini bisa diperoleh pemain-pemain yang cerdas, memiliki kemampuan teknik memadai dan perilaku yang baik.

Hal inilah yang coba dilakukan oleh PSSI dengan lebih mencermati gelaran babak-babak akhir kompetisi liga amatir, khususnya sejak babak semifinal kompetisi Divisi I yang berlangsung di Karawang dan Lebak Bulus, hampir dua bulan silam. Meski kompetisi Divisi I mempertemukan tim-tim dengan kategori pemain senior, namun masih banyak pemain muda yang ditampilkan di sana.

Gelaran kompetisi Divisi II, dan juga Divisi III, lebih spesifik lagi karena adanya batasan usia pemainnya.Kompetisi Divisi II bermaterikan pemain di bawah usia 23 tahun. Sementara, untuk Divisi III, dikhususkan untuk pemain di bawah usia 21 tahun.

Dalam upaya menjaring calon-calon pemain berbakat sejak usia muda, seyogyanya kompetisi Divisi III dan Divisi II patut memperoleh perhatian berlebih dari stakeholders sepakbola nasional.

Tak terkecuali tentunya jajaran pembina di daerah. Namun, yang terjadi selama ini cukup memprihatinkan. Konsentrasi untuk pembinaan tim-tim Divisi III dan Divisi II bisa dikatakan kurang. Begitu juga untuk gelaran Liga Remaja Piala Soeratin U-18 dan U-16.

Tak mengherankan jika BLAI PSSI masih belum bisa menuntaskan rangkaian pertandingan kompetisi Divisi III, serta Liga Remaja U-18 dan U-16.

"Banyak tim-tim yang mengalami kesulitan pendanaan. Kami harus bekerja-keras untuk menyelesaikan kompetisi dari tingkat provinsi dan kemudian nasional," tegas Petri Octavianus, Direktur Bisnis BLAI PSSI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar