Senin, 24 Januari 2011

Kongres Ke-II PSSI 2011 Resmi Dibuka

nhpidatokp.jpg Kongres Ke-II PSSI 2011 yang berlangsung di Bali resmi dibuka pada Jumat (21/1) malam. Dalam pembukaan yang berlangsung di ball room Hotel Pan Pacific, Tanah Lot, Tabanan ini, Ketua Umum PSSI memberikan pidato sambutannya.

Berikut adalah pidato lengkap dari Ketua Umum PSSI H.A.M. Nurdin Halid :

Assalamu’alaikum Wr Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan untuk bersama-sama melaksanakan amanat konstitusi organisasi kita yaitu Kongres Tahunan PSSI yang Kedua.

Banyak peristiwa yang membanggakan selama tahun 2010 akan tetapi tentu tidak sedikit pula hal-hal yang mengecewakan publik sepakbola seperti ketika gagal pada SEA Games 2009, yang pada akhirnya menaruh perhatian pemerintah khususnya Bapak Presiden R.I, Susilo Bambang Yudhoyono untuk mempertemukan seluruh stake holder sepakbola nasional dalam upaya mencari solusi terhadap kebuntuan prestasi sepakbola nasional, maka digelarlah kongres Sepakbola nasional (KSN) di Malang pada tanggal 31 Maret 2010.

Sahabat-sahabatku sekalian yang saya cintai dan banggakan,

Sungguh sangat memprihatinkan bahwa pada saat kita sedang giat-giatnya membangun prestasi persepakbolaan nasional melalui konsep yang strategis dan terukur dengan visi 2020 menuju industri sepakbola muncul suatu kegiatan sepakbola yang tidak sesuai dengan Statuta FIFA, AFC maupun PSSI dengan menggelar pertandingan sepakbola yang juga tidak sejalan dengan nafas, semangat dan substansi undang-undang No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

PSSI tidak memberikan persetujuan dan pengakuan kepada LPI (Liga Primer Indonesia) bukan karena faktor suka dan tidak suka melainkan kegiatan tersebut bertentangan dengan Visi dan Misi PSSI dan FIFA. Yang menganut prinsip :

(1) Authenticity (keaslian),
(2) Unity (kesatuan),
(3) Performance (tampilan kinerja),
(4) Integrity (keutuhan).

Visi, Misi FIFA, dan asas-asas kerja FIFA adalah roh sepakbola dunia dan berlaku universal. Demi otentitas dan integritas sepakbola, kita warga sepakbola dunia harus tunduk pada hukum sepakbola dunia, yang tertuang di dalam Statuta FIFA, dan kita pun sebagai komunitas sepakbola nasional harus tunduk pada Statuta PSSI sebagai ”hukum dasar tertulis” sepakbola NKRI yang sudah mendapat persetujuan dan pengakuan FIFA.

Namun dibalik itu semua saya terharu dan bangga terhadap sahabat semua, karena kita mampu berdiri lebih tinggi dan lebih tegak diantara yang setara, tegak dalam mengawal dan menjaga marwah, harkat dan martabat organisasi.

Sahabat-sahabatku yang saya banggakan,

Di tengah-tengah tantangan yang dihadapi oleh organisasi dalam membangun persepakbolaan nasional PSSI tetap tegar bersama anggotanya, sehingga organisasi yang kita cintai ini tetap kokoh berdiri menegakkan aturan, karena siapa lagi yang harus mengawal organisasi ini kalau bukan kita semua termasuk mitra kerja kita.

Keteguhan dan komitmen yang saudara-saudara telah tunjukkan membuat segenap jajaran Pengurus PSSI tetap bekerja dan bekerja, sehingga semua program berjalan sesuai rencana :

- Roda organisasi terus berjalan penuh dinamika, baik internal dengan para anggota dan mitra kerja maupun dengan organisasi sepakbola dunia FIFA, AFC, dan AFF.

- Kompetisi profesional dan amatir di semua strata dan kelompok umur berjalan baik dan semakin bermutu, termasuk kompetisi futsal dan sepakbola putrid -

- Sebanyak 9 kategori Tim Nasional mengikuti berbagai event nasional dan internasional

- Berbagai kursus berskala nasional dan internasional untuk wasit, perangkat pertandingan lain, pelatih, tenaga-tenaga profesional terus dilakukan secara terus menerus dengan berorientasi pada international standard.

- Penegakan hukum dan etika tidak pernah mundur sedikit pun. Komdis dan Komding PSSI terus bekerja keras sepanjang tahun untuk menegakkan peraturan dan etika persepakbolaan di Negeri ini.

Peserta Kongres yang saya hormati dan banggakan,

Sekarang kita lihat kompetisi. Kompetisi profesional dan amatir di semua strata dan kelompok umur berjalan baik dan semakin bermutu, termasuk kompetisi futsal dan sepakbola putri.

Kompetisi profesional Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Piala Indonesia, dan Liga ISL U-21 berjalan dengan baik dan semakin kompetitif, sehingga Assesment AFC menempatkan liga profesional pada :

- Peringkat ke-8 Asia dan peringkat 1 di Asean
- Sponsor baru dan nilai sponsorship terus meningkat,
Klub-klub professional terus berusaha meningkatkan mutu sesuai 5 aspek persyaratan pokok klub-klub profesional untuk mendapatkan lisensi sebagai peserta kompetisi Liga Super Indonesia (ISL – Indonesia Super League).

Kelima aspek yang ditetapkan oleh AFC itu adalah:

a) Legalitas (klub berbadan hukum PT),
b) Sporting (youth development dengan penekanan pada nilai-nilai sportivitas),
c) infrastruktur (stadion, lapangan latihan, dll),
d) Administrasi dan tenaga professional (dikontrak professional),
e) Financial (keuangan yang sehat dan mandiri).

Kelima aspek itu adalah merupakan road-map menuju profesionalisme klub yang sejati. Jika klub mampu memacu diri untuk meningkatkan kelima aspek itu, maka diharapkan pada tahun 2014, klub-klub ISL sudah dapat melepaskan diri dari ketergantungan kepada pembiayaan dari dana APBD.

Terkait dengan klub sepakbola profesional dan dana APBD saya perlu menyegarkan kembali ingatan kita, pesan pendiri bangsa bahwa Sepakbola Indonesia lahir dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Jadi klub sepakbola tidak akan pernah lepas dari dukungan Pemerintah, hanya saja dukungan tersebut dalam era sepakbola modern harus memenuhi azas transparansi dan akuntabilitas.

Tiga pilihan yang ditawarkan oleh PSSI kepada Pemerintah di dalam mendukung klub sepakbola profesional yaitu melalui sistem Partnership, Ownership, Sponsorship.

PSSI telah merintis ke arah kemandirian keuangan klub professional yang ditandai dengan keputusan strategis pengurus PSSI tanggal 24 Oktober 2010 yang mengalihkan kepemilikan saham PT. Liga Indonesia sebesar 99% kepada klub.

Peserta kongres dan para anggota yang saya hormati,

Untuk mendukung liga profesional, PSSI juga terus memperkuat badan pengelola liga amatir yaitu Badan Liga Amatir (BLA) dan membentuk badan pengelola pemain usia muda (BPPUM). Beberapa hasil positif yang didapat antara lain:

- Kompetisi liga amatir berlangsung kompetitif dan fair sehingga sudah mulai dilirik oleh sponsor, termasuk TVRI untuk menyiarkan sejumlah pertandingan.
- Standarisasi klub peserta Divisi III, Divisi II, dan Divisi I diperketat sehingga kasus-kasus penyimpangan administrasi berkurang drastis.
- BPPUM sudah merancang grand-design pembinaan pemain usia muda. Beberapa yang penting adalah:

 Seleksi terhadap 500 pemain muda berbakat untuk angkatan ketiga tim untuk ikut kompetisi yunior di Uruguay. Tiga pemain angkatan pertama sudah masuk program klub elit Uruguay Penarol.
 Pengiriman pemain secara individual juga dilakukan oleh PSSI melalui program IFA.
 Invitasi Sepakbola Usia Muda U-14 Piala Menegpora adalah langkah awal untuk memperkuat festival maupun kompetisi yunior yang diselenggarakan pihak swasta.
 Menerbitkan standarisasi SSB berikut festival-festivalnya.
 Liga Pendidikan Indonesia yang sudah berjalan dua tahun.

Hadirin yang saya hormati,

Pada kesempatan ini, saya perlu menjelaskan sikap PSSI terhadap penilaian pihak-pihak tertentu bahwa kompetisi kita tidak bermutu dan diwarnai banyak kecurangan.

Saya ingin menunjukkan dua fakta untuk menjawab penilaian tersebut.

(1) Faktor trust (kepercayaan)
Setiap pekan, ratusan ribu penonton dan supporter tetap berbondong-bondong ke stadion dan jutaan pasang mata duduk di depan televisi karena mereka percaya pertandingan-pertandingan berjalan fair dan kompetitif termasuk para sponsor, mitra kerja.

(2) Faktor Kualitas Timnas dan Lahirnya Bintang Sepakbola
Sebuah fakta di depan kita bahwa pemain sepakbola kini menjadi perbincangan yang menarik sampai dengan tim nasional Piala AFF 2010 ini bukanlah datang tiba-tiba, tapi berproses dari klub dan kompetisi. Sudah lama Bambang Pamungkas, Markus Harison, Firman Utina, dan Christian Gonzalez menjadi bintang sepakbola Indonesia di level klub dan kompetisi. Munculnya bintang-bintang baru seperti Octo Maniani, Nasuha, Bustomi, Yongki Aribowo membuktikan betapa kompetisi kita bermutu, kompetitif, dan fair sehingga mampu melahirkan bintang-bintang baru.

Sukses di Piala AFF, apakah karena naturalisasi? Tidak juga. Ketika Timnas menggetarkan Negeri ini tahun 2007, tidak ada pemain naturalisasi. Dua gol ke gawang Bahrain datang dari Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas. Satu gol ke gawang Arab Saudi dari kaki Ellie Aiboi. Dari 17 gol Timnas kita di Piala AFF 2010, 12 gol lahir dari pemain lokal.

Sahabat-sahabatku yang berbahagia,

AFC juga mengumumkan bahwa duel Indonesia vs Korsel di Piala Asia 2007 memecahkan rekor penonton (di stadion) maupun pemirsa televisi sepanjang sejarah Piala Asia.

Fakta lain: hampir 100 pemain muda U-23 berbakat ikut seleksi Timnas Pra Olimpiade dan SEA Games. Darimanakah mereka? Bukankah mereka produk kompetisi berjenjang yang diikuti klub-klub professional maupun klub amatir, tim-tim yang mewakili Pengcab dan Pengprov, yang saudara-saudara bina sepanjang waktu, sepanjang tahun?

Sukses Timnas U-16 kita melaju ke putaran final Piala Asia U-16 tahun 2009 dan 2010, bukankah tim itu produk dari kerja keras saudara-saudara menyiapkan tim untuk berkompetisi di kelompok usia U-15 yang diawali festival-festival kelompok usia U-13, U-14 di tingkat Pengcab dan Pengprov?

Timnas futsal kita menjuarai Piala AFF 2010 dan lolos ke putaran final Piala Asia 2010 adalah produk dari kompetisi dan turnamen-turnamen futsal yang kita lakukan bersama.

Lebih dari 5.000 pemain telah mengikuti seleksi Uruguay Project angkatan keempat 2011.

Penilaian AFC terhadap kualitas kompetisi professional kita yaitu: peringkat 1 di Asia Tenggara dan peringkat 8 di Asia.

Rapor biru dari AFC itu, diikuti apresiasi berikutnya: Indonesia menjadi satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang berhak mendapat jatah 1 tiket ke babak utama Liga Champions Asia. Satu tiket lagi berupa tiket babak kualifikasi seperti juga didapat Negara-negara ASEAN lainnya.

Saudara-saudara dan seluruh stakeholders nasional,

Situs FIFA hari ini mengumumkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang paling cepat pergerakan ranking tim nasional-nya.

Semua data dan fakta yang saya kemukakan di atas adalah output kompetisi yang kita gelar di semua strata dan kelompok umur.

PSSI bekerja berdasarkan sistem dengan berpegang teguh pada rule of law yang dikawal secara ketat oleh tiga pelaksana teknis Badan Yudisial PSSI, yaitu Komite Legal, Komisi Disiplin, dan Komisi Banding. Fakta yang didukung data statistik menunjukkan betapa rule of law benar-benar ditegakkan oleh ketiga ‘pengawal’ di atas.

Saya mengajak kita semua untuk tetap rasional. Mari kita bangun konstruksi berpikir di atas fondasi kebenaran kuantitatif maupun kualitatif. Kita berbicara dan berargumentasi berdasarkan data statistik, bukan asumsi dengan data yang salah dan manipulatif.

Sesuai dengan Undang-undang Keterbukaan Informasi, maka PSSI senantiasa membuka diri untuk diawasi oleh institusi negara dan pemerintah serta lembaga non-pemerintah lainnya, sehingga dapat memenuhi azas akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan.

Hadirin sekalian yang saya cintai dan banggakan,

Tahun 2010 sudah kita lewati dan saya mengajak kita semua untuk menatap tahun 2011 dengan optimistis. Pada kesempatan baik ini, saya pun mengajak para anggota yang terhormat untuk memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah ikut membangun sepakbola sepanjang tahun 2010.

Pada kesempatan ini, kita patut berterima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, DR. Susilo Bambang Yudhoyono. Pada forum tertinggi ini, saya selaku ketua umum PSSI, atas nama saudara-saudara, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang memberikan perhatian yang sangat besar kepada kemajuan sepakbola Negeri ini. Perhatian Presiden SBY, ditunjukkan dengan memberikan dukungan langsung dan nyata terhadap perjuangan Tim Merah Putih di lapangan hijau. Pada Piala Asia 2007, beliau tercatat 3 kali datang ke Stadion menyaksikan Timnas bertarung dan sekali menemui Timnas di hotel. Hal itu kembali terulang pada Piala AFF 2010: 3 kali ke stadion dan sekali ke lapangan latihan.

Selain itu dukungan pemerintah untuk Tim Nasional, termasuk rencana memperbaiki lapangan latihan Timnas, merupakan wujud nyata dari komitmen Pemerintah terhadap pembangunan sepakbola nasional.

Penghargaan yang tinggi juga sepatutnya kita berikan kepada Komisi X DPR RI. Sepanjang tahun 2010 saja, para wakil rakyat ini menerima Pengurus PSSI Pusat untuk Rapat Dengar Pendapat. Setidaknya, ada dua hal penting yang diberikan para wakil rakyat di Komisi X DPR RI.

Pertama, dukungan moril dan konstitusional terhadap otoritas dan independensi organisasi PSSI sebagai anggota FIFA.

Kedua, berupa persetujuan anggaran APBN 2010 dan 2011 untuk pembangunan sepakbola Indonesia modern.

Kami juga berterimakasih kepada Kemenegpora, Polri beserta jajarannya dan Mendiknas serta pemerintah daerah khususnya yang memberikan dukungan dalam pembinaan Sepkabola nasional melalui Liga Pendidikan Indonesia.

Kami juga tak mungkin mengingkari peran sentral para mitra kerja kita sepanjang tahun 2010:

• Perusahaan Sponsor: PT Djarum, Nike, Pespex, Tiphone Tanpa bantuan dari sponsor, PSSI mustahil bisa menggelar sekitar 1000 pertandingan kompetisi di berbagai strata dan jenjang usia, termasuk tim nasional.
• TV Partner: Antv, RCTI, TV One dan TVRI Karena keempat stasiun televisi inilah, masyarakat sepakbola Indonesia bisa menyaksikan siaran langsung tak kurang dari 300 pertandingan kompetisi live sepanjang tahun 2010.
• Media massa (cetak, elektronik, online) Walaupun pemberitaan dan analisis rekan-rekan pers kerap membuat hati dan kuping panas atau dahi berkerut, saya atas nama Pengurus PSSI dan seluruh anggota yang hadir di sini menyampaikan terima kasih. Andalah yang telah mewarnai dinamika sepakbola Negeri ini: menggelorakan nasionalisme dan profesionalisme, serta menggugat segala bentuk KKN, penyimpangan yang menjerumuskan tatanan sepakbola maupun otentitas permainan sepakbola itu sendiri.

Lebih dari itu, rekan-rekan pers telah mendorong partisipasi publik yang sangat agresif bagi kemajuan sepakbola Nasional. Itulah makna hakiki dari demokrasi sejati yang kita pilih sejak 12 tahun silam.

Kepada seluruh masyarakat Indonesia kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas segala dukungan yang selama ini telah diberikan dan yang akan diberikan untuk kemajuan Sepakbola Nasional.

Demikian Sambutan saya, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Ketua Umum PSSI
H. A.M. NURDIN HALID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar