![biakblaigood.jpg](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_tOxRUb08iy4klCIMaMbZzAYraukxFoyoyzf1MoynV440D66h-VLk1_fJfBLbj8ymVv7_Xs4zd2TDIW1u3c7HESwKZFqhJAyfnpt1_N1BCZdfQEoqSKsa5qUUoPegE=s0-d)
Badan Liga Sepakbola Amatir Indonesia (BLAI) PSSI telah mengakhiri pergelaran kompetisi Divisi I-nya dengan baik. Hanya dalam rentang waktu kurang dari dua pekan, BLAI PSSI sukses memanggungkan babak 12 besar, disusul babak semifinal dan final, yang dipertandingkan di Stadion Sanggraha Lebak Bulus, Jakarta Selatan dan Stadion Singaperbangsa, Karawang, Jabar.
Persaingan babak 12 besar untuk memperebutkan enam tiket promosi ke Divisi Utama dipentaskan di Singaperbangsa dan Lebak Bulus. Dari babak 12 besar yang digelar antara 1 hingga 7 Desember itu, enam tim sukses menggondol tiket promosi ke Divisi Utama. Yakni, Persbul Buol, Perssin Sinjai, Persepam Pamekasan, Madiun Putra, PSBS Biak, dan PSBL Langsa.
Keenam tim lainnya harus puas bertahan di Divisi I, yakni PSGL Gayo Luwes, Persitema Temanggung, Persewangi Banyuwangi, PSBK Blitar, Persip Pekalongan, dan KSB Sumbawa Barat.
Dari akumulasi perolehan nilai dan posisinya dalam klasemen akhir pada tiga grup babak 12 besar itu, PSBS Biak, Persbul Buol, Persepam Pamekasan dan PSBL Langsa melanjutkan kiprahnya ke babak semifinal yang ditandingkan Jumat (10/12) di Singaperbangsa, Karawang. Di babak semifinal ini, Persbul Buol mengalahkan PSBL Langsa 5-3, sementara PSBS Biak mengungguli Persepam Pamekasan 3-2.
Dua pertandingan babak semifinal di Singaperbangsa berlangsung menarik dan mengundang kekaguman para penonton. Keempat tim sama-sama tampil impresif, memperagakan permainan menyerang dan bergantian melakukan tekanan.
Menariknya dua pertandingan babak semifinal dari keempat tim yang sama-sama juga banyak melibatkan pemain muda itu memberi inspirasi bagi BLAI PSSI untuk mengirimkan rekaman video pertandingan tersebut kepada Badan Tim Nasional Indonesia (BTNI) PSSI. Harapannya, BTNI kiranya bisa menemukan kemungkinan adanya materi pemain yang dapat dipromosikan ke tim nasional.
Sejak awal, BLAI PSSI memang mengharapkan gelaran kompetisi Divisi I bisa dijadikan salah satu sarana untuk pencarian pemain-pemain potensial yang nantinya bisa dipromosikan ke tim nasional, disamping sebagai batu loncatan untuk berkiprah pada jenjang komoetisi yang lebih tinggi, yakni Divisi Utama dan Liga Super. Oleh karena itu, meski pun kriteria Divisi I adalah untuk pemain senior. bagaimana pun pentas Divisi I adalah "kawah candradimulka" terakhir dari gelaran kompetisi amatir. Tak mengherankan kalau tim-tim Divisi I ini banyak yang mengandalkan kemapuan pemain muda.
Upaya BLAI PSSI untuk lebih memberdaayakan keberadaan tim-tim Divisi I ini, khususnya dalam menjaring pemain handal, tentunya disikapi secara positif oleh para pembina tim. Manajer tim Persbul BuolH.Amran HAB, SE, menyebut jika upaya BLAI PSSI ini membuat persaingan kompetisi Divisi I menjadi lebih berarti. Ketua Umum PSBS Biak, Yusuf Maryen yang juga Bupati Biak Numfor, menyatakan jika kompetisi Divisi I sekarang ini jauh lebih baik dan "berisi".
Sanjungan terhadap kinerja BLAI PSSI secara terbuka juga dikemukakan oleh Nehemia Wospakrik, manajer tim PSBS Biak yang juga ketua DPRD Biak. Nehemia menyatakan, pengelolaan BLAI sekarang ini jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Saya mengatakan ini bukan karena dalam keadaan senang setelah PSBS Biak lolos ke Divisi Utama dan bahkan merebut gelar," tegas Nehemia Wospakrik.
BLAI PSSI dalam dua tahun terakhir dikelola oleh orang-orang muda yang bisa mencurahkan lebih banyak waktu, pikiran dan tenaganya untuk merubah visi dan misi pengelolaan kompetisi liga amatir. Pengelolaan BLAI PSSI berada di bawah tanggung-jawab Dewan Direktur yang terdiri dari Iwan Budianto, ketua, Syauqi Soeratno, sekretaris, Petri Octavianus, direktur bisnis, dan Supriyanto, direktur kompetisi
Dalam mendukung gelaran kompetisi Divisi I, BLAI PSSI berhasil menjalin kemitraan dengan perusahaan minuman isotonik asal Singapura, 100Plus, produk aparel League, dan produk bola Pespex, yang masing-masing terikat kontrak selama tiga tahun