"Itu (berita) tidak benar. Saya sama sekali tidak pernah menerima dana apa pun dari dia (Aidil Fitri)," tegas Ketua Umum PSSI Nurdin Halid, Minggu (6/2) sore.
Nurdin Halid mengakui bahwa ia memang mengenal Aidil Fitri, dalam kapasitasnya sebagai manajer Persisam Samarinda. Namun, kecuali mengenai rencana bantuan untuk operasional timnas seperti yang sebelumnya dijanjikan oleh Aidil sendiri, dirinya tidak pernah membicakan masalah yang berkaitan dengan dana atau uang dengan Aidil.
"Jadi saya tegaskan kembali, saya tidak pernah berbicara soal uang dan tidak sekali pun pernah menerima uang dari Aidil," jelas Nurdin Halid.
Isu sekitar penerimaan uang untuk Ketua Umum PSSI ini berawal dari hasil temuan pada persidangan penyalah-gunaan dana APBD mikik Persisam Samarinda tahun 2007-2008, pada Rabu (2/2) lalu di Pengadilan Negeri Samarinda.
Disebut-sebut adanya fakta bahwa dari total dana Rp 1,078 miliar yang disalahgunakan oleh Aidil Fitri tersebut antara lain diterima oleh beberapa pengurus PSSI, termasuk Rp 100 juta untuk Ketum PSSI Nurdin Halid. Dana Rp 100 juta ini adalah janji Aidil Fitri untuk timnas, bukan untuk pribadi Ketum PSSI. Nurdin Halid sendiri tidak pernah melihat dana bantuan dari Aidil Fitri ini.
Temuan itu juga menyebutkan, dana Rp 600 juta diterima oleh Iwan Budianto, Rp 80 juta oleh Andi Darussalam Tabusalla, dan Rp 25 juta untuk Deputi Sekjen PSSI Hamka B Kadi.
Nurdin Halid menjelaskan, dari klarifikasi yang sudah dilakukan, tidak ada satu pun pengurus PSSI yang pernah menerima dana yang berasal dari APBD Persisam Samarinda tahun 2007-2008 tersebut.
"Jadi berita tentang hal itu sama sekali tidak benar. Berita itu sangat mengecewakan saya, baik sebagai ketua umum PSSI mau pun pribadi," tegas Nurdin Halid.
Ketua Umum PSSI menegaskan, pemberitaan yang tidak benar menyangkut dana Persisam Samarinda ini merupakan fitnah yang sangat keji dan merugikan dirinya sebagai pribadi dan PSSI sebagai institusi.
PSSI sebelumnya dirugikan oleh pemberitaan dari surat kaleng seseorang yang menyebut dirinya sebagai Eli Cohen. Isi surat kaleng ini adalah isu mengenai dijualnya final pertama AFF Suzuki Cup 2010, di Kuala Lumpur, pada 26 Desember lalu. Melalui surat kaleng tersebut Eli Cohen menyebutkan juga adanya dua pengurus teras PSSI yang disebut-sebut memasuki ruang ganti pemain saat jeda pertandingan.
Isu dari surat kaleng ini memperoleh reaksi keras dari pecinta sepakbola nasional. Tak kurang dari pelatih kepala timnas Alfred Riedl dan kapten timnas Bambang Pamungkas, menyatakan, isu dari surat kaleng itu sangat keji dan tidak masuk akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar