Jumat, 25 Februari 2011

Komitmen Anggota Jaga Kehormatan PSSI

pssi-fifa.jpg Pengurus sepakbola daerah dan klub-klub menyatakan komitmennya untuk tetap setia dan loyal terhadap kepengurusan PSSI yang kini tengah menghadapi cobaan berat menyambut kelangsungan Kongres PSSI pada tanggal 26 Maret 2011 mendatang di Tanah Lot, Bali. Mereka menyatakan keheranannya atas sikap Menegpora Andi Alfian Malarangeng yang dinilai terlalu jauh mencampuri urusan internal organisasi PSSI.

"Menegpora saharusnya memikirkan situasi keolahragaan kita secara keseluruhan, tidak semata-mata mencampuri urusan internal organisasi PSSI," kata Hun Mokmoagouw, sekretaris umum Pengprov PSSI Sulawesi Utara, Selasa (22/2). Hun Mokoagouw menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya PSSI dalam menegakkan aturan yang berlaku di sepakbola yang telah diwujudkan dalam Statuta PSSI.

"Statuta PSSI merapakan fondasi rumah PSSI. Kita bangga tinggal dalam rumah dengan karakter tersendiri sebagaimana ditentukan FIFA," tegasnya.

Maurice Tuguis, dari Pengprov PSSI Maluku Utara, menyatakan bahwa sebaiknya Menegpora menjelaskan kepada masyarakat luas mengenai upaya-upayanya meningkatkan prestasi olahraga nasional.

"Jangankan memikirkan peningkatan prestasi, mengupayakan langkah-langkah nyata untuk perbaikan dan peningkatan infrastruktur olahraga saja masih bisa dipertanyakan," ujar Maurice Tuguis.

Beberapa pengelola klub juga menyayangkan sikap Menegpora yang mereka nilai tidak mencerminkan karakter negarawan yang semestinya mengayomi dan tidak justru main "gebuk".

"Menegpora boleh-boleh saja melontarkan kekecewaannya terhadap PSSI karena prestasi timnas yang belum menggembirakan, tetapi jangan sampai mencampuri urusan induk organisasi olahraga," jelas demikian antara lain diutarakan Hendri Pitoy dari Persibolmut, Sulut.

Para pengurus Pengprov dan klub-klub mempertanyakan sikap Menegpora Andi Alfian Malarangeng yang pernyataan-pernyataannya jauh dari menyejukkan dan justru terkesan provokatif. Keinginan Menegpora agar PSSI tunduk pada aturan atau ketentuan yang dituangkan dalam beberapa pasal perundang-undangan nasional, juga dinilai subyektif mengingat adanya independensi PSSI yang sudah sejak 2009 memiliki Statuta PSSI, yang mengadopsi Statuta FIFA.

Statuta PSSI dihasilkan dari proses panjang selama dua tahun sejak 2007, dengan mengacu pada Standard Statuta FIFA namun disesuaikan dengan kondisi nasional, sebagaimana lazimnya dalam penyusunan statuta di seluruh negara (asosiasi) anggota FIFA. Namun, patut diingatkan bahwa penyusunan statuta di masing-masing negara tidak selalu mengikuti sepenuhnya ketentuan dalam Standard Statuta FIFA, yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan hukum. Standard Statuta hanya menjadi pegangan dalam penyusunan keseluruhan statuta anggota FIFA, namun tidak mesti diikuti keseluruhannnya.

Seorang Icuk Sugiarto, pebulutangkis nasional yang juara dunia 1983 di Kopenhagen, Denmark, bahkan sangat memahami jika setiap organisasi olahraga harus mengikuti ketentuan yang dibuat induk organisasi dunianya.

"PSSI itu sudah mengadopsi Statuta FIFA, jadi ketentuan-ketentuan dari FIFA yang harus diitaati oleh PSSI," jelas Icuk Sugiarto.

Icuk juga menegaskan, Menegpora tidak bisa memaksakan PSSI harus mengikuti ketentuan dalam perundangan-undangan nasional, seperti Siskornas atau Peraturan Pemerintah lainnya, karena PSSI sudah menjadi kepanjangan tangan FIFA yang memiliki kedaulatan tertinggi atas sepakbola di seluruh dunia.

"Menegpora karenanya tak bisa memaksanakan PSSI harus loyal pada keinginan pemerintah. Yang punya kedaulatan di PSSI itu adalah anggota PSSI sendiri, dan kedaulatan tertingginya dipegang FIFA. Kalau anggota PSSI merasa bahwa sejauh ini organisasi PSSI masih bisa berjalan, untuk apa Menegpora capek-capek mengurusi PSSI?,"tegas Icuk.

Statuta PSSI disyahkan dalam Kongres Luar Biasa pada April 2009 di Hotel Mercure, Ancol. Penyusunan Statuta PSSI yang dilakukan dalam waktu dua tahun itu diawasi dan dipantau serius oleh AFC dan FIFA. Thyerry Regenass, direktur asosiasi dan pengembangan FIFA, bahkan hadir dalam pengesahan Statuta PSSI tahun 2009 itu. Thyerry Regenass memberikan pujiannya atas materi Statuta PSSI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar