"Ini merupakan saat yang fenomenal dan bersejarah bagi LIPIO," demikian antara lain dikemukakan Toho Cholik Mutohir seusai penandatanganan di sekretariat LIPIO, Gd. Squash, kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.
Program pengiriman pemain terbaik dari LIPIO ini, ujar Toho, adalah salah satu cara dalam membantu PSSI untuk memperoleh pemain-pemain berbakat dan potensial untuk diproyeksikan ke timnas.
"Tentu saja user-nya adalah PSSI, jadi nantinya PSSI juga harus turut memikirkan pengembangan berkelanjutan pemain-pemain ini," jelas Toho Cholik Mutohir.
Acara penandatanganan kontrak kerjasama antara LIPIO dengan Yayasan Bina Antar Budaya ini juga disaksikan oleh Direktur Teknik PSSI, Sutan Harharah. Apresiasi penuh dberikan Sutan Harharah menyambut program LIPIO ini. Dia menyatakan, di beberapa negara berkembang lainnya program seperti ini memang sudah lebih dulu dilakukan, tetapi untuk Indonesia baru pertama kali ini.
"Saya berharap program ini tak hanya dilakukan sekali saja, tetapi bisa setiap tahun," ujar Sutan Harharah, yang nantinya berperan besar dalam perekrutan pemain terbaik LIPIO yang dipromosikan menjalani program ini.
Menurut Toho Cholik Mutohir, program pengiriman pemain terbaik LIPIO ini dalam jangka pendek diberlakukan selama lima tahun. "Kerjasama kita dengan Yayasan Antar Budaya ini berlaku selama lima tahun, tetapi bisa saja nantinya terus diperpanjang," urai Toho Cholik.
Program pengiriman pemain terbaik LIPIO ke Spanyol dan Jerman diproyeksikan mulai bisa dilaksanakan mulai awal tahun 2012 mendatang. Pada tahap awal, akan ada empat pemain dari kategori SLTP yang dikirim untuk belajar dan sekaligus berlatih sepakbola di kedua negara Eropa tersebut. Ke-empat pemain ini diseleksi dari kompetisi LIPIO kategori SLTP yang saat ini baru bergulir di tingkat kabupaten/kota. Menurut rencana, musim, kompetisi LIPIO kedua atau 21011 memperebutkan Piala Presiden ini akan berakhir Juli mendatang.
Menurut rencana, ke-empat pemain yang lolos dari saringan ketat tim LIPIO dan Badan Pembinaan dan Pengembangan Usia Muda (BPPUM) PSSI ini nantinya akan diikutkan untuk berlatih bersama tim yunior Bayern Muenchen dan tim yunior Barcelona. Untuk itu, tim dari panitia nasional LIPIO dalam waktu dekat akan berkunjung ke Jerman dan Spanyol guna membahas lebih mendalam program tersebut. Namun, pendekatan untuik itu sudah lebih dulu dilakukan melalui kedutaan besar kedua negara di Jakarta.
Pengiriman pemain terbaik LIPIO ke Spanyol dan Jerman ini dikaitkan dengan program pemberian beasiswa yang lazimnya diberikan kepada siswa berprestasi. Yayasan Bina Antar Budaya akan mencarikan keluarga asuh bagi keempat pemain terbaik LIPIO ini, dalam konteks ini keluarga yang menyukai sepakbola. Selama setahun mereka akan tinggal bersama keluarga tersebut, bersekolah dan melanjutkan aktivitas sepakbolanya di tim yunior Bayern Muenchen dan Barcelona.
Program pengiriman pemain terbaik LIPIO dengan priorotas diberikan kepada siswa yang memiliki kompetensi baik ini dipuji oleh Anis Baswedan, Rektor atau Presiden Universitas Paramadina, Jakarta. Anis Baswedan adalah salah satu alumni dari program AFS, program pertukaran siswa berprestasi yang dijalankan sejak 1947 hingga saat ini. Anis Baswedan menjadi siswa AFS tahun 1988, dan selama setahun penuh belajar di AS.
Saat menguraikan pengalamannya dihadapan pembina LIPIO dari beberapa daerah, serta rekan media-massa, Anis Baswedan mengugkapkan kesan-kesannya yang sangat mendalam dari keikutsertaannya pada program AFS tersebut. Menurut dia, program seperti ini memberikan manfaat yang luar biasa dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya para siswa.
"Jangan hanya melihat waktunya yang memang cukup singkat, satu tahun," jelas Anis Baswedan. Menurut Anis Baswedan, program seperti ini harus dilihat secara jernih dalam konteks pengembangan aspek sosial, budaya, dan psikologis masing-masing siswa. Namun demikian, kata Anis Baswedan, minimal dari program ini mereka nantinya aka lebih memahami bahasa Jerman, Spanyol dan Inggris.
"Yang tinggal di Jerman pastinya akan bisa memahami bahasa Jerman, demikian juga dengan yang tinggal di Spanyol. Sedangkan bahasa Inggris itu kan memang resmi bahasa pengantar sehari-hari mereka," jelas Anis Baswedan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar