Sabtu, 12 Februari 2011

Pemain Terbaik Liga Pendidikan Indonesia Peroleh Bea Siswa ke Jerman & Spanyol

maskotlpi.jpg Para pemain terbaik dari kompetisi Liga Pendidikan Indonesia (LIPIO) akan dipromosikan untuk memperoleh peningkatan kemampuan dan wawasan keilmuannya dengan berlatih dan belajar di klub-klub Jerman dan Spanyol. Program ini diharapkan sudah bisa dilaksanakan mulai musim kompetisi 2011-2012.

Menurut keterangan Ketua Panitia Nasional Liga Pendidikan Indonesia Toho Cholik Mutohir, Selasa (8/2), program pengiriman pemain-pemain terbaik dari kompetisi LIPIO ini adalah sebuah langkah maju untuk lebih membuat LIPIO makin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Toho Cholik Mutohir kembali mengingarkan tentang keberadaan LIPIO yang digagas bersama oleh Kantor Mendiknas, Kantor Menegpora dan PSSI.

"Kami senantiasa tertantang untuk membuat inovasi-inovasi agar LIPIO yang memperebutkan Piala Presiden ini semakin dicintai oleh masyarakat," ujar Toho Cholik Mutohir, seraya menjelaskan latar belakang pemberian program pengiriman pemain terbaik LIPIO ke negara Eropa itu.

Menurut Toho Cholik, program pengiriman pemain terbaik LPI ke negara Eropa ini menyerupai program pemberian beasiswa pada lazimnya. Namun, selama ini masyarakat hanya mengenal beasiswa untuk siswa berprestasi di bidang akademik. Sementara, untuk siswa berprestasi di bidang olahraga belum dikelola secara sistemik. Padahal olahraga adalah bagian dari visi pendidikan nasional sehingga disebut olahraga yang berintegrasi dengan pendidikan yang bertujuan untuk mencetak Atlet Pelajar (Student Athlete).

Dari fakta itulah, jelas Toho Cholik Mutohir, Panitia Nasional Liga Pendidikan Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Bina Antarbudaya menyiapkan sebuah program yang diberi nama Program Beasiswa Pendidikan Sepakbola Jerman dan Spanyol. Implementasinya, mengirim pemain-pemain terbaik, yang juga merupakan siswa dengan kemampuan akademik yang baik ke negara-negara di Eropa (Jerman dan Spanyol). Selain belajar formal, mereka akan juga menerima pelatihan sepakbola di akademi sepakbola terbaik di negara tujuan.

Program ini berbeda dengan program Primavera dan SAD Uruguay. Program yang akan dirintis dalam kerjasama ini tidak menempatkan seluruh pemain untuk tinggal bersama dalam satu tempat (Training Camp). Siswa/pemain yang terpilih dalam Program Beasiswa Pendidikan Sepakbola Jerman Spanyol nantinya akan dicarikan orang tua asuh sehingga akan menetap secara terpisah (Home Stay Programme).

Tinggal bersama dalam sebuah keluarga diharapkan akan membuat individu si anak lebih banyak menyerap kebiasaan, budaya (culture), dan mental mandiri kebanyakan orang Eropa. Selama satu tahun, para peserta Beasiswa Pendidikan akan berlatih di akademi sepakbola di luar aktifitas sekolahnya.

Terkait dengan sepakbola, program ini diharapkan mampu menelurkan individu pesepakbola yang tidak hanya memiliki skill bagus namun juga mental bertanding yang tangguh. Menggandeng Yayasan Bina Antarbudaya merupakan sebuah langkah jitu, mengingat lembaga nirlaba non pemerintah ini sangat berpengalaman terkait pengiriman pelajar dan mahasiswa ke luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar